Studi Visa: Masyarakat Indonesia Paling Banyak Mengurangi Penggunaan Uang Tunai selama New Normal di Asia Tenggara
02/23/2021
• 6 dari 10 konsumen Indonesia membawa lebih sedikit uang tunai karena khawatir akan penyebaran virus COVID-19, tertinggi di kawasan Asia Tenggara
• 6 dari 10 konsumen Indonesia lebih memilih untuk berbelanja di marketplace online, dengan 4 dari 10 memilih untuk mendukung usaha rumahan atau lokal
• 9 dari 10 konsumen Indonesia menggunakan layanan pesan antar ke rumah, dengan 7 dari 10 mengakui adanya peningkatan penggunaan layanan dengan rata-rata 7 kali setiap bulannya
Visa, pemimpin pembayaran digital di dunia, hari ini mengumumkan beberapa temuan seputar pilihan pembayaran dan perilaku berbelanja konsumen Indonesia yang berubah signifikan akibat pandemi. Temuan ini berasal dari studi Visa Consumer Payment Attitudes yang terbaru1, sebuah survei tahunan yang menyoroti pertumbuhan konsumen yang melek digital dan pergeseran cara pembayaran di kawasan Asia Tenggara.
Menurut studi tersebut, pandemi COVID-19 dapat mengakselerasi perwujudan masyarakat nontunai (cashless society) di Indonesia menjadi tahun 2026, empat tahun lebih awal dari estimasi sebelumnya tahun 2030. Khawatir akan penyebaran virus COVID-19, sebanyak 6 dari 10 konsumen Indonesia membawa lebih sedikit uang tunai, di mana jumlah ini merupakan yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Proporsi yang sama atau 63% konsumen Indonesia juga mengakui semakin jarang berbelanja dengan uang tunai. Lebih lanjut, 7 dari 10 (66%) menyatakan merasa tak perlu lagi membawa uang tunai yang mengindikasikan pergeseran perilaku konsumen yang awalnya dianggap sebagai sesuatu yang sudah inheren.
Riko Abdurrahman, Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia, mengatakan di tengah pandemi ini, keamanan pribadi dan higiene pembayaran menjadi prioritas utama yang telah mendorong banyak konsumen Indonesia untuk beralih ke pembayaran nontunai dan mempertimbangkan pembayaran nirsentuh (contactless).
“Konsumen Indonesia telah merasakan langsung manfaat gaya hidup nontunai, terutama dari segi keamanan, kenyamanan, dan efisiensi, di tengah ketidakpastian situasi saat ini. Pembayaran contactless juga diminati oleh banyak orang dan dianggap sebagai penyebab utama terjadinya penurunan pembayaran tunai, terlepas dari fakta banyaknya konsumen mengurangi intensitas belanja tatap muka. Studi kami menyoroti bagaimana keamanan pribadi dan digital-first commerce akan tetap menjadi tren bahkan setelah pandemi COVID-19 berakhir, di mana masyarakat akan menggunakan lebih sedikit uang tunai dan lebih sering berbelanja online di marketplace besar,” tambah Riko.
Hampir 6 dari 10 (59%) konsumen Indonesia lebih memilih berbelanja di situs perdagangan (marketplace) online, dengan mayoritas transaksi mobile e-commerce terjadi melalui aplikasi, sekitar 12 kali dalam sebulan. Perilaku berbelanja mereka juga telah bergeser, di mana 4 dari 10 konsumen memilih untuk mendukung usaha rumahan atau lokal. Saat berbelanja, layanan pesan antar ke rumah menjadi pilihan utama, di mana 9 dari 10 (88%) konsumen Indonesia menggunakan layanan tersebut, dengan 7 dari 10 mengakui lebih sering menggunakan layanan tersebut, rata-rata 7 kali setiap bulannya.
“Visa berkomitmen penuh untuk mendukung sektor pembayaran yang semakin lancar, aman, dan terjaga di Indonesia, sebagai sebuah fondasi inklusi keuangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih besar. Tren-tren yang ada semakin memperkuat keyakinan kami bahwa masyarakat Indonesia sudah siap menyambut transaksi pembayaran digital yang contactless dalam kehidupan sehari-hari mereka, dan kami siap untuk terus menjadi jaringan global yang berkolaborasi dan memberdayakan klien serta jaringan pembayaran lokal agar semakin baik memenuhi kebutuhan konsumen mereka”, tambah Riko.
1 Studi Visa Consumer Payment Attitudes dilakukan oleh CLEAR M&C Saatchi pada bulan Agustus-September 2020 dan dibiayai oleh Visa dengan tujuan memahami perilaku pembayaran konsumen terkait pembayaran digital, perbankan digital, dan masa depan perdagangan. Seiring pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia, studi ini menggali lebih dalam bagaimana pandemi telah mengubah perilaku pembayaran dan seperti apa dunia perdagangan pasca pandemi. Survei dilaksanakan melibatkan 1.000 konsumen di Indonesia, dengan demografi responden adalah pria dan wanita umur 18-65 tahun dengan pendapatan bulanan minimal Rp 3 juta.
Tentang Visa Inc.
Visa Inc. (NYSE: V) merupakan pemimpin pembayaran digital di dunia. Misi kami adalah menghubungkan dunia melalui jaringan pembayaran yang paling inovatif, dapat diandalkan, dan aman yang memungkinkan konsumen, pemain bisnis dan ekonomi untuk maju dan berkembang. Jaringan pemrosesan kami yang canggih bernama VisaNet merupakan sistem pembayaran yang aman dan dapat diandalkan secara global serta mampu menangani lebih dari 65.000 pesan transaksi per detik. Visa terus melakukan inovasi tanpa henti yang merupakan penggerak pertumbuhan dunia perdagangan melalui berbagai alat, dan merupakan pendorong di balik impian masa depan, yaitu dunia tanpa uang tunai untuk seluruh lapisan masyarakat, dimanapun ia berada. Seiring dengan perubahan dari analog ke digital, Visa menghadirkan merk, produk, layanan, jaringan dan usaha kami untuk mengubah bentuk dunia perdagangan di masa depan. Untuk informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi About Visa, visa.com/blog dan @VisaNews.